Search This Blog

Monday, November 28, 2011

Pembelanja Indonesia Makin Impulsif

Image 
Sejak 2003 hingga 2010 terjadi beberapa perubahan karakteristik pembelanja Indonesia. Selain semakin impulsif, pembelanja Indonesia kini tidak lagi didominasi perempuan. Oleh karena itu, lembaga riset Nielsen dalam laporan “Shopper Trends” merekomendasikan agar produsen dan pengecer memahami perubahan ini untuk menciptakan komunikasi dalam toko atau channel sehingga dapat secara efektif mendorong pembelanja untuk membeli.

Menurut Nielsen, pada 2003 pembelanja yang tidak merencanakan berbelanja—namun akhirnya membeli ketika berada di toko—atau disebut juga sebagai impulsive buyer, hanya berjumlah 10%. Angka ini meningkat signifikan menjadi 21% pada 2010. Sebaliknya, pembelanja yang merencanakan dengan pasti barang yang akan dibelinya dan tidak pernah membeli item tambahan justru semakin menurun, dari 15% (2003) menjadi 5% (2010).

Sementara itu, perubahan lain yang terjadi adalah, bahwa satu dari empat orang pembelanja utama sekarang adalah pria. Berdasarkan hasil riset Nielsen, 74% pembelanja utama memang perempuan, namun jumlah pembelanja utama pria juga makin meningkat.

Associate Director of Retailer Service Nielsen Febby Ramaun mengatakan meskipun pria menjadi pembelanja utama, sebagian besar dari mereka tetap berkarakter grab and go, yang mana mereka langsung mencari dan membeli seketika waktu mereka menemukan barang yang dibutuhkan. “Sebanyak 35% pria lebih banyak yang grab and go, dibandingkan perempuan yang lebih senang mengelilingi toko sebelum memutuskan untuk membeli barang yang dicarinya. Dan kaum pria juga punya kemungkinan melakukan pembelian yang lebih tinggi dibandingkan perempuan,” kata Febby.

Dari sejumlah perubahan itu, lanjut Febby, ada satu hal yang tidak berubah yaitu bahwa pembelanja Indonesia tetap berbelanja di tiga sampai empat toko atau trade channel, tergantung tujuan kedatangan mereka. Hasil riset yang dilakukan dengan teknik tatap muka ini juga membuktikan bahwa 21% pembelanja yang mengunjungi toko datang karena mereka tertarik pada penawaran promo dan kupon yang dipromosikan di koran dan flyers.

Febby juga menambahkan bahwa kedekatan lokasi toko dengan pemukiman adalah kunci sukses bagi peritel, karena otomatis akses belanja para pembelanja menjadi lebih mudah. “Namun demikian, peritel tetap perlu mengadopsi beberapa metode promosi untuk menarik minat pembelanja,” imbau Febby. (Marina) 
http://mix.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=727&Itemid=144

No comments:

Post a Comment